April 04, 2015

RESUME BK (Kelompok 5)


TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU


A.      Pengertian Individu
Individu berasal dari kata in dan devided, dalam bahasa inggris in artinya tidak, sedangkan divided artinya terbagi, sehingga individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tidak terbagi, jadi individu merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau manusia “perorangan”.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai individu saat unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi atau hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka seseorang tidak dikatakan sebagai individu. Sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, serta keutuhan raga dan jiwanya. Jadi manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur dalam diri individu tidak terbagi melainkan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Setiap manusia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama. Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya, sifat, karakter, gaya dan selera setiap orang juga berbeda-beda. Melalui ciri-ciri fisik, seseorang dapat dengan mudah dikenali. Ada orang yang gemuk atau kurus, ada yang kulitnya coklat, hitam, atau putih, ada yang rambutnya lurus atau ikal, dan sebagainya. Dilihat dari sifat atau karakternya, ada yang orang yang periang, sabar, cerewet, dan lainnya.
Karakteristik atau ciri khas dari seseorang sering disebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.

B.       Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman individu adalah awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi. Pemahaman individu merupakan suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah yang ada pada individu atau kelompok individu. Cara yang digunakan untuk memahami seorang individu meliputi observasi, interview, teknik projektif, dan beberapa jenis tes.

C.      Pengumpulan Data
            1.    Prinsip Pengumpulan Data
a.    Kelengkapan Data
Data yang dikumpulkan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu: (1) Data potensi dan data kekuatan; (2) Aspek intelektual, sosial, emosional, fisik, dan motorik; (3) Kebutuhan; (4) Tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi; dan (5) Karakteristik permanen ataupun temporer.
b.   Relevansi Data
Data yang dihimpun hendaknya sesuai atau relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c.    Keakuratan Data
Keakuratan data yang didapat dari pengumpulan data berhubungan dengan: (1) Validitas data; (2) Validitas instrumen; (3) Proses pengumpulan data yang benar; dan (4) Analisis data yang tepat.
d.   Efisiensi Penyimpanan Data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi. Sekarang data tersebut disimpan secara elektronik dalam computer (soft file/CD) sehingga tidak memerlukan tempat yang banyak dan ruang data yang luas.
e.    Efektivitas Penggunaan Data
Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling.
           2.    Macam-Macam Data
a.    Kecakapan
1)        Kecakapan petensial (potential ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya), misalnya kecerdasan.
2)        Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga, misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas dan sebagainya.
b.   Kepribadian 
Data-data yang termasuk data kepribadian diantaranya: (1) Fisik dan kebebasan; (2) Psikis; (3) Kegiatan ekstrakulikuler; (4) Keunggulan-keunggulan dalam bidang akademik, keterampilan, sosial, dan lainnya; (5) Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih; (6) Latar belakang; (7) Agama dan moral; dan (8) Lingkungan masyarakat.
           3.    Sumber Data
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa sumber, yaitu:
a.    Sumber pertama (primer) yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
b.   Sumber kedua (sekunder) yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
           4.    Aspek-Aspek yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Aspek-aspek yang dihimpun dalam pengumpulan data diantaranya: (1) Identitas pribadi; (2) Latar belakang rumah dan keluarga; (3) Kondisi kepribadian; (4) Riwayat pendidikan; (5) Hasil tes diagnostik; (6) Riwayat kesehatan; (7) Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah; (8) Minat dan cita-cita; (9) Prestasi khusus yang pernah diperoleh; (10) Deskripsi hasil belajar; (11) Sosiometri; (12) Laporan penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok.
Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, hasil inventori khusus, misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap dan kebiasaan belajar, serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing siswa.   
         5.    Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
Beberapa hal perlu mendapatkan perhatian dalam rangka penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara optimal adalah sebagai berikut.
a.    Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
b.   Data yang dikumpulan harus data terbaru (sesuai dengan perkembangan).
c.    Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
d.   Data untuk masing-masing individu dipisahkan sepenuhnya.
e.    Data yang dikumpulkan bersifat rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat berhubungan dengan kumpulan data tersebut.
         6.    Manajemen dan Penggunaan Data
Penggunaan data dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data bisa dilakukan secara manual ataupun komputer. Dalam era teknologi informasi sekarang ini, manajemen data siswa banyak dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah dimonitor. Guru BK harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitori dari prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.

D.      Teknik Pemahaman
1.    Pemberian Instrumen
Pemahaman mengenai berbagai hal tentang siswa dapat dicapai dengan berbagai cara seperti wawancara atau dialog. Selain itu, pemberian instrumen dapat membantu melengkapi dan mendalami pemahaman tentang siswa. Oleh karena itu, guru BK perlu memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai dalam penggunaan berbagai instrumen.
Pemberian instrumen dalam layanan bimbingan dan konseling perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian guru BK dalam pemberian instrumen dalam layanan bimbingan dan konseling yaitu:
a.    Instrumen yang digunakan haruslah sahih dan terandalkan. Pemilihan instrumen yang akan digunakan didasarkan atas ketepatan kegunaan dan tujuan yang hendak dicapai.
b.   Pengguna instrumen (dalam hal ini guru BK) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan digunakan, monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c.    Penggunaan instrumen harus dipersiapkan secara matang, tidak hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan siswa yang akan diuji pun harus diperhatikan.
d.   Perlu diingat bahwa tes atau instrumen merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami siswa secara lebih luas dan dalam. Oleh karena itu pemahaman terhadap siswa hendaknya tidak hanya didasarkan atas data tunggal yang dihasilkan oleh tes semata-mata, melainkan harus dilengkapi dengan data lain dari sumber-sumber yang relevan sehingga gambaran tentang siswa lebih bersifat komprehensif dan bermakna.
e.    Penggunaan instrumen bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan berbagai instrumen itu sekedar alat bantu.
Pemberian instrumen untuk menunjang pelayanan bimbingan dan konseling bisa berupa instrumen tes ataupun instrumen non tes.
a.    Instrumen Tes
Tes dipandang sebagai suatu alat yang digunakan untuk memberikan sumbangan dalam membantu siswa agar dapat membuat keputusan dan perencanaan sendiri. Bagi guru BK, tes membantu dalam menelaah dan mendiagnosa karakteristik dan masalah kepribadian siswa.
Fungsi penggunaan tes dalam layanan bimbingan dan konseling yaitu  sebagai alat diagnostik, menemukan minat dan nilai, dan membuat prediksi tingkah laku. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tes untuk layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
1)        Standar tes yang digunakan.
2)        Memilih waktu penggunaan tes secara tepat.
3)        Memilih topik tes.
4)        Partisipasi siswa dalam memilih tes.
5)        Prosedur pemilihan tes, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Siswa dan guru BK menetapkan data apa yang diperlukan untuk membantu memecahkan masalah.
b)   Guru BK menggambarkan macam-macam teori tes.
c)    Guru BK memberikan rekomendasi tes apa yang perlu dilakukan.
d)   Guru BK membiarkan siswa memberikan reaksi terhadap pemilihan tes.
e)    Mengatur pelaksanaan tes.
Dalam menggunakan tes untuk proses bimbingan dan konseling hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1)        Mengetahui tes secara menyeluruh.
2)        Perlu pengaturan pertemuan interpretasi tes agar siswa siap untuk menerima informasi.
3)        Arti skor tes harus dibuat secepatnya dalam diskusi.
4)        Kerangka acuan hasil tes harus dibuat dengan jelas.
5)        Hasil tes harus diberikan kepada siswa.
6)        Hasil tes harus selalu terjabarkan.
7)        Guru BK hendaknya bersikap netral.
8)        Guru BK hendaknya memberikan interpretasi secara berarti dan jelas.
9)        Tes harus memberikan prediksi dengan tepat.
10)    Dalam tahap interpretasi tes, perlu adanya partisipasi dan evaluasi dari siswa.
11)    Interpretasi skor yang rendah kepada siswa normal hendaknya dilakukan dengan hati-hati.
Berdasarkan bentuknya, instrumen tes meliputi serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa. Jawaban yang diberikan siswa tersebut dijadikan dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi siswa yang bersangkutan. Secara umum kegunaan dari tes bagi guru BK adalah:
1)        Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada siswa yang dites.
2)        Memahami sebab-sebab terjadinya masalah siswa.
3)        Mengenali siswa yang memiliki kemampuan sangat tinggi sampai sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus.
4)        Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan siswa dalam bidang tertentu.
Hasil dari tes yang dilakukan digunakan untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada siswa yang dimaksudkan. Berikut merupakan jenis-jenis tes.
1)        Tes intelegensi (kecerdasan)
Kecerdasan merupakan kemampuan berpikir abstrak atau kemampuan umum individu untuk berperilaku yang jelas tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif. Tigkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a)   Superior atau genius adalah siswa yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan mudah, dibandingkan dengan siswa lainnya.
b)   Normal adalah murid yang rata-rata atau pada umumnya.
c)   Sub-normal atau mentally deffective automentally retarded adalah siswa yang bertindak lebih lambat dari kecepatannya, dan lebih banyak ketidaktepatan dan kesulitannya dibandingkan dengan siswa lain. Lebih lanjutnya, dikategorikan sebagai berikut:
(1)   Debil (moron), mendekati murid normal yang berusia sekitar 9-19 tahun.
(2)   Imbecil, mendekati murid normal yang berusi sekitar 5-6 tahun.
(3)   Idiot, mendekati murid normal yang berusia di bawah 4 tahun.
2)        Tes bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial siswa yang bersifat khusus. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran. Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Untuk mengetahui bakat siswa, telah dikembangkan beberapa macam tes, yaitu: (1) Rekonik (mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis); (2) Tes bakat musik; (3) Tes bakat artistik; (4) Tes bakat klerikal (perkantoran); dan (5) Tes bakat yang multifaktor (mengukur berbagai kemampuan khusus).
3)        Tes prestasi belajar (achivement test)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Penggunaan teknik tes khususnya tes prestasi belajar bagi guru bertujuan untuk:
a)   menilai kemampuan belajar murid;
b)   memberikan bimbingan belajar kepada murid;
c)   mengecek kemajuan belajar murid;
d)  memahami kesulitan-kesulitan belajar murid;
e)   memperbaiki teknik mengajar guru;
f)    menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru;
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar siswa. Tes ini meliputi:
a)   Tes diagnostik, dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan siswa dalam mata pelajaran yang diajarkan.
b)   Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
c)   Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari.
b.    Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan. Agar diperoleh hasil maksimal, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan atau pedoman wawancara.
1)        Catatan anekdot
Catatan anekdot yaitu catatan otentik hasil observasi yang berguna untuk:
a)    memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan siswa;
b)   memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku siswa;
c)    memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat sebagai berikut:
a)   Objektif, yaitu catatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku siswa.
b)   Deskriptif, yaitu catatan yng menggambarkan diri siswa secara lengkap.
c)   Selektif, yaitu dipilih suatu situasi yang akan dicatat.
2)        Angket
Angket (kuisioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung yaitu tulisan. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket adalah sebagai berikut.
a)    Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
b)   Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
c)    Hindari kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responder.
3)        Daftar cek
4)        Autobiografi dan catatan harian
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi siswa tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dan lain-lain. Penggunaan autobiografi mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, siswa hanya menuliskan peristiwa-peristiwa yang berarti baginya, tapi belum tentu berarti untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling. Kedua, peristiwa-peristiwa lama seringkali terlupakan. Ketiga, ada kecenderungan siswa membuang hal-hal yang kurang sesuai dengan harapannya dan mengganti dengan hal yang sesuai. Keempat, seringkali siswa tidak mau autobiografinya untuk dibaca orang lain. Dalam pembuatannya, karangan pribadi ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
a)    Terstruktur yaitu karangan pribadi yang disusun berdasarkan tema (judul) yang ditentukan sebelumnya.
b)   Tidak tersruktur yaitu siswa diminta untuk membuat karangan pribadi secara bebas.
5)        Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial (saling penerimaan atau penolakan) diantara siswa dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dan lain-lain. Melalui sosiometri, guru dapat mengetahui: (1) murid yang terpopuler; (2) murid yang terisolir; (3) murid dengan kelompok kecil (2-3 orang). Sosiometri dapat digunakan untuk: (1) memperbaiki hubungan insani; (2) menentukan kelompok belajar; dan (3) meneliti kemampuan memimpin seorang individu (siswa) dalam kelompok.
6)        Inventori
2.    Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung. Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu: (1) Wawancara pengumpulan data (informational interview); (2) Wawancara konseling (counseling interview); (3) Wawancara disiplin (diciplinary interview); dan (4) Wawancara penempatan (placement interview).
a.    Kelebihan wawancara:
1)        Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa.
2)        Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
3)        Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
4)        Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
b.    Kelemahan wawancara:
1)        Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktu secara singkat.
2)        Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
3)        Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
3.    Observasi (Pengamatan)
Observasi memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu; (2) direncanakan secara sistematis; (3) hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan; dan (4) perlu diperiksa ketelitiannya. Teknik observasi dikelompokkan ke dalam beberapa macam, yaitu:
a.    Observasi sehari-hari (daiily observation)
b.    Observasi sistematis (systematic observation)
c.    Observasi partisipatif (participative observation)
d.   Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4.    Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang siswa secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek pribadi siswa yang datanya diperoleh dari bebagai pihak. Langkah-langkah melakukan studi kasus adalah: (1) menentukan siswa yang bermasalah; (2) memperoleh data; (3) menganalisis data; dan (4) memberikan layanan bantuan.
5.    Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan suatu pertemuan antara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa siswa yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat turut berpartisipasi dalam konferensi kasus yaitu guru BK, guru-guru yang mengenal benar siswa yang menjadi kasus (bisa wali kelas), kepala sekolah, psikolog, dokter, petugas perpustakan, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan siswa.

No comments:

Post a Comment